Seiring berkembangnya zaman, pola mendidik anak, sepertinya juga ikut mengalami perubahan. Istilahnya, beda zaman, maka berbeda pula cara mendidik anak-anak. Apalagi saat ini anak-anak lebih banyak berinteraksi dengan dunia internet.
Seperti kita ketahui bersama, saat ini anak-anak lebih banyak berinteraksi dengan dunia internet. Maka dari itu, setiap orang tua perlu mengimbangi perubahan tersebut dan mengubah strategi pola asuh.
Jika mungkin dulu caranya masih konvensional, maka saat ini orang tua juga perlu melibatkan diri dengan dunia digital.
Maka dari itu, orang tua juga perlu belajar lebih banyak mengenai teknologi dan internet, agar bisa membimbing anak semaksimal mungkin. Jika masih menerapkan pola asuh zaman batu, maka orang tua bisa saja kehilangan koneksi dengan anak sendiri.
Jarang Diketahui Banyak Orang. Ternyata Begini Tutorial Mendidik Anak Sesuai Zamannya
Saya pribadi punya anak pertama usia SMP yang termasuk kategori Gen-Z. Sebut saja Nabil. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di depan gawai. Meski begitu, ia juga sering mendapatkan informasi baru lewat internet.
Artinya ia juga banyak belajar dan menemukan hal-hal baru dari internet dan media sosial, misalnya saja YouTube, video di TikTok atau Instagram. Namun tetap harus dalam pengawasan dan bimbingan orang tua.
Nah inilah mengapa, orang tua juga perlu banyak belajar hal-hal baru atau update dengan informasi paling baru. Karena dalam proses mendidik akan melibatkan teknologi dan internet.
Lantas, hal-hal apa lagi yang perlu dilakukan untuk mendidik anak sesuai dengan zamannya? Berikut beberapa di antaranya :
1. Dengarkan anak, sebelum mengarahkan
Jujur saja, anak-anak sekarang sudah pada pintar. Kalau dikasih tau, malah lebih pintar mereka. Pun begitu jika kita mau mengarahkan atau menyuruh mereka, dengarkan dulu pendapat si anak.
Pasalnya anak-anak butuh ruang untuk menyampaikan isi hati, ide dan keluhannya. Bagaimana mungkin mereka akan menurut, jika kita sendiri mengabaikan pendapat anak.
Ingat ya, mendengarkan aktif bukan berarti membiarkan, tetapi menghargai dan memahami dunia mereka.
2. Batasi penggunaan gawai, bukan melarang total
Batasi ya, bukan melarang total. Orang tua perlu mengetahui aktivitas anak ketika anak menggunakan gadget. Biarkan anak belajar teknologi dan internet, agar tidak gaptek. Walau bagaimanapun, anak zaman now perlu beradaptasi dengan perubahan teknologi.
Jika anak sudah kecanduan gadget dan mengarah pada hal-hal negatif, sudah saatnya orang tua mengambil tindakan bijak. Arahkan dan nasihati anak secara bijak.
Jadi, jangan jadikan gawai sebagai musuh, melainkan alat untuk mengedukasi. Arahkan penggunaannya untuk hal-hal positif, seperti belajar desain grafis, edit foto, atau video edukatif.
3. Ajak diskusi, bukan hanya menasihati
Cara menasihati yang baik, bisa dengan mengajak ngobrol atau diskusi asyik. Bukan hanya ceramah panjang lebar. Diskusi akan menghasilkan komunikasi dua arah. Cara ini membuat anak merasa lebih dihargai dan juga bisa berpikir kritis.
Tujuan dari diskusi adalah untuk menemukan solusi atas setiap permasalahan yang dihadapi. Melalui diskusi, anak bisa mengeluarkan unek-unek, ide, pendapat ataupun saran. Anak juga butuh tahu "kenapa", bukan hanya "harus".
4. Jadi teman digital anak-anak. Jangan anti terhadap teknologi
Para orang tua siap-siap akan terlibat ke dalam dunia digital. Tujuannya bukan untuk mengawasi dan melarang anak, tetapi memahami dan membimbing mereka selama berinteraksi dengan teknologi dan internet.
Pada fase ini, orang tua perlu memahami apa saja yang dilakukan anak selama berselancar di dunia maya, misalnya saja, video apa yang mereka tonton, siapa saja yang mereka ikuti di media sosial hingga cara mereka bersosialisasi secara online.
Cara ini akan membangun kepercayaan sekaligus meningkatkan bonding antara anak dengan orang tua.
5. Libatkan anak dalam pengambilan keputusan kecil
Keputusan sekecil apapun yang dilakukan oleh anak, akan merasa lebih dihargai. Jadi, alangkah baiknya jika orang tua juga ikut melibatkan anak dalam pengambilan keputusan, termasuk keputusan kecil sekalipun.
Contoh sederhana misalnya biarkan anak memilih baju sendiri atau memilih menu makan malam. Cara ini akan melatih rasa tanggung jawab dan memberikan rasa percaya diri, karena merasa pendapatnya dihargai.
6. Ajarkan nilai, bukan sekadar aturan saja
Menerapkan aturan di dalam rumah tangga merupakan salah satu cara untuk melatih kepatuhan dan rasa tanggung jawab. Namun sebaiknya dilakukan dengan cara yang tepat.
Di balik peraturan yang dibuat, sebaiknya ajarkan nilai-nilai positif kepada anak. Misalnya daripada bilang "Jangan main malam!", sebaiknya jelaskan "Kenapa penting menjaga waktu dan keselamatan." Anak akan lebih mudah patuh, jika mereka memahami alasan di baliknya.
7. Tumbuhkan rasa empati melalui tindakan nyata
Orang-orang banyak yang bilang jika anak-anak adalah mesin fotocopy. Mereka akan meniru dan belajar dari apa yang mereka lihat. Mereka akan merekam semuanya di dalam otak.
Makanya sangat penting bagi orang tua untuk menunjukkan rasa empati dalam tindakan sehari-hari, misalnya saling membantu tetangga, menyayangi hewan hingga peduli terhadap lingkungan.
Cara ini lebih efektif dalam menanamkan nilai-nilai positif pada anak. Orang tua juga tidak perlu terlalu banyak bicara, cukup melalui tindakan positif setiap hari.
8. Kenalkan konsep 'belajar itu menyenangkan'
Jelaskan kepada anak, yang namanya belajar tidak hanya di sekolah saja. Setelah selesai sekolah, tidak perlu belajar apa-apa lagi. Memang betul sih tidak perlu belajar lagi, tetapi poinnya bukan itu.
Orang tua perlu mengenalkan konsep belajar menyenangkan bisa dilakukan di mana saja. Bisa melalui kursus bimbingan belajar, membaca buku bersama-sama atau mengeksplor hal-hal baru bersama-sama.
Mencari dan menemukan hal-hal baru sebenarnya bisa dilakukan di mana saja. Bahkan di rumah sekalipun. Dengan cara ini, anak akan melihat bahwa belajar itu menyenangkan dan tidak terbatas pada usia.
9. Beri ruang ekspresi diri
Setiap anak pastinya memiliki bakat tersendiri dan cara unik untuk mengekspresikan dirinya. Pada usia yang masih labil, biasanya mereka memiliki ketertarikan yang bisa berubah-ubah.
Mungkin saat ini mereka tertarik belajar gitar atau melukis. Bisa saja nanti akan berubah lagi. Tergantung mood, katanya begitu.
Jadi, biarkan mereka mencoba dan mengeksplor hal-hal yang disukai, entah itu menulis artikel, melukis, bermain musik hingga membuat konten digital. Selama positif, beri mereka dukungan!
10. Orang tua juga perlu upgrade diri, bukan hanya anak
Last but not least, cara mendidik anak berikutnya adalah orang tua juga perlu upgrade diri sebelum mendidik anak zaman sekarang. Ingat, mendidik anak juga soal mendidik diri sendiri.
Orang tua harus mau terus belajar, menyesuaikan dan sesekali perlu merendah. Anak merupakan cerminan dari orang tua dan mereka banyak belajar dari bagaimana kita hidup dan berinteraksi.
Konklusi
Sudah saatnya orang tua mulai beradaptasi dengan perubahan pola didik terhadap anak. Setiap zaman, tentu berbeda cara mendidiknya.
Orang tua juga perlu banyak belajar dan terus upgrade diri, agar mampu memberikan edukasi sesuai dengan perkembangan zaman. Tidak hanya anak saja yang perlu upgrade soft skill atau hard skill.
Semoga bermanfaat.