LWN7LGF8LWJcNaBdMWNcNqp4x7ogxTcoAnUawZ==
MASIGNCLEANLITE103

Generasi Milenial dan Gen-Z Terjebak Tren YOLO, FOMO dan FOPO?

Tren YOLO, FOMO dan FOPO Generasi Muda

Generasi milenial (kelahiran 1981-1996) dan Gen-Z (1997-2012) bisa dikatakan sebagai generasi yang cukup unik. Bahkan tidak jarang mereka kerap kali dihadapkan pada berbagai tekanan serta tantangan yang belum pernah dirasakan oleh generasi sebelumnya. Apalagi di era globalisasi ini, tantangan dan persaingan dirasakan semakin tinggi.

Tidak hanya itu saja, berbagai tren pun bermunculan. Misalnya saja YOLO (You Only Live Once), FOMO (Fear of Missing Out) dan FOPO (Fear of Other People's Opinion). Ketiganya merupakan cerminan dari pola pikir serta perilaku yang muncul di tengah generasi muda saat ini. 

Mungkin saja sebagian dari kamu sudah tidak asing lagi dengan beberapa istilah tersebut. Atau bahkan mungkin ada yang sudah menerapkannya?? Nah, apakah tren tersebut memberikan dampak positif atau malah sebaliknya? Mari kita simak lebih jauh di artikel ini yaa guys!

YOLO : Menjalani hidup tanpa penyesalan 

YOLO kependekan dari "You Only Live Once", merupakan filosofi hidup yang mengajak individu untuk menjalani kehidupan secara lebih maksimal dan tanpa penyesalan. Prinsip ini telah mendorong banyak orang untuk berani mengambil risiko serta melakukan hal-hal yang jauh lebih berani.

Beberapa perilaku yang mengarah tren YOLO ini misalnya saja traveling ke lokasi-lokasi yang cukup ekstrim dan eksotis, mencoba pengalaman baru yang lebih seru atau bahkan membuat keputusan impulsif.

Dampak positif YOLO

Dampak positif dari prinsip YOLO ini mampu memberikan dorongan bagi kalangan anak muda untuk mengeksplorasi serta memanfaatkan setiap momen dalam hidup.

Tidak sedikit anak muda yang merasa terinspirasi untuk meluangkan waktu dan uang mereka dalam mencari pengalaman yang dinilai berharga tersebut. Misalnya saja perjalanan ke tempat yang baru, belajar keterampilan baru atau menghadiri acara yang menarik yang bisa memperkaya hidup mereka.

Dampak negatif tren YOLO 

Namun sisi negatif dari prinsip YOLO ini bisa memicu perilaku boros dan keputusan yang dinilai tidak bertanggungjawab. Mereka cenderung rela menghabiskan uang hanya untuk mencoba pengalaman baru, hingga mengabaikan tanggung jawab finansial mereka.

Akibatnya mereka akan mengalami kesulitan keuangan, sehingga tidak mampu mencapai tujuan finansial di masa depan. Banyak dari mereka yang merasa menyesal setelah ikut-ikutan tren YOLO tersebut.

FOMO : Menjalani hidup dengan melihat kesenangan orang lain 

Siapa di sini yang sering merasa khawatir kehilangan momen atau ketinggalan tren yang sedang booming? Jika kamu merasa seperti itu, berarti kamu telah terjebak dalam tren FOMO (Fear Of Missing Out). Sebuah tren atau prinsip yang merujuk pada perasaan cemas atau khawatir akan kehilangan momen berharga yang dialami oleh orang lain.

Tidak jarang, FOMO sering diperkuat melalui postingan atau konten di media sosial, di mana seseorang secara terus-menerus memperhatikan teman-teman atau orang lain menikmati momen-momen yang tampak lebih baik atau lebih menarik.

Dampak positif tren FOMO 

Tren FOMO ini mendorong seseorang agar selalu terhubung dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial, meskipun terkadang sebenarnya mereka sendiri merasa tidak nyaman atau lelah. 

Ketika tampil di hadapan publik, mereka cenderung merasa tertekan agar selalu terlibat dalam berbagai kegiatan yang dianggap "keren" serta untuk memastikan bahwa mereka tidak ketinggalan setiap momen yang berharga.

Dampak negatif tren FOMO 

Dampak negatif dari FOMO adalah rasa tidak puas dengan hidup sendiri sering kali muncul, sehingga membuat seseorang mencari validasi dari orang lain, baik melalui media sosial maupun dalam kehidupan nyata. 

Lebih lanjut, dampak prinsip FOMO ini bisa menyebabkan rasa cemas seseorang semakin meningkat serta ketidakmampuan untuk menikmati setiap momen yang ada. Hal ini disebabkan perhatian mereka teralihkan oleh apa yang sedang dilakukan oleh orang lain.

FOPO : Menjalani hidup atas opini atau pendapat orang lain

FOPO atau "Fear of Other People's Opinion" merupakan sebuah tren yang merujuk pada perasaan cemas seseorang terhadap penilaian ataupun opini orang lain, tidak hanya di kehidupan nyata saja, tetapi juga di media sosial yang memiliki pengaruh kuat.

Dampak pada autentisitas diri

Seseorang yang terjebak dalam tren FOMO ini, biasanya merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi sosial, yang terkadang tidak realistis. Mereka berusaha untuk memposting konten yang tampak sempurna untuk mengikuti tren tertentu untuk mendapatkan pengakuan.

Hal ini justru mengarah pada hilangnya autentisitas diri pada seseorang, karena mereka tampil dengan cara yang tidak sesuai dengan keadaan mereka yang sebenarnya. Sederhananya mereka tampil palsu di hadapan publik.

Tidak hanya berdampak pada krisis kepercayaan diri saja, kondisi ini bisa memicu masalah kesehatan mental lainnya, misalnya depresi dan kecemasan sosial. Ketidakmampuan untuk menjadi diri sendiri dalam lingkungan sosial bisa menciptakan rasa ketidakpuasan pada seseorang.

Konklusi

Meskipun ketiga tren tersebut memiliki dampak positif, seperti pemberdayaan diri dan eksplorasi, tetapi jangan abaikan juga dampak negatif yang timbul terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan seseorang.

Kondisi mental seseorang yang masih labil, cenderung lebih mudah terjebak dalam tren YOLO, FOMO dan FOPO. Biasanya mereka tidak memiliki prinsip hidup yang kuat. Sekalinya punya prinsip, tetapi sangat lemah, sehingga sangat mudah terpengaruh dengan keadaan dan situasi di sekitarnya.

Hal yang paling penting adalah jadilah dirimu sendiri dan jangan mudah terpengaruh dengan orang lain ataupun tren yang ada. Minimal kamu harus punya prinsip hidup yang kuat, di mana prinsip tersebut menjadi benteng yang mampu menjagamu dari hal-hal yang negatif.

Semoga bermanfaat!

Share This Article :

Click here for comments 2 Comments:

  1. Aku cendrung ngikutin YOLO 😄. Hidup cuma sekali, ga ada salahnya diisi dengan mencoba hal extreme, kuliner unik dan traveling ke tempat2 antimainstream.

    Aku akuin yolo ini nguras budget biasanya mas. Kayak waktu aku keukeuh cobain bungee jumping dari menara Macau, tertinggi nomor 2 di dunia, ngabisin biaya lumayan besar, 7 juta hanya utk 30 detik terjun 😂

    Tapiiii aku ga mau asal boros. Krn tahu passionate memang di traveling dan cibain hal ekstrem, jadi dari awal aku punya rekening khusus dan budget khusus tiap bulan yg dikumpulin utk memenuhi hobi ini.

    So dibilang boros, ya ga jadinya.. Krn budgetnya ada.

    Beda cerita kalo budget ga diprepare, pake pinjol pula kadang 🤭.. Ini yg bahaya.

    Kalo fomo dan fopo sampe skr aku memang ga peduli dengan yg viral 😄. Apalagi dengerin perkataan orang yg suka menjudge sembarangan. Selama yg kita lakuin ga ganggu siapa2, ga pake duit orang juga, anggap angin lalu aja yg ga suka 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya, kalo segala sesuatunya sudah ada budget atau planning, mau menerapkan prinsip YOLO pun nggak masalah, karena sudah ada persiapan sebelumnya. Beda cerita kalo terlalu memaksakan di luar kemampuan, malah jadi blunder finansial nya

      Hapus
836955841360431299