LWN7LGF8LWJcNaBdMWNcNqp4x7ogxTcoAnUawZ==
MASIGNCLEANLITE103

Banyak Gen-Z yang Dipecat oleh Perusahaan. Ini 10 Alasannya!

Gen-z-dipecat-dari-perusahaan

Siapa di sini yang termasuk golongan generasi Z atau Gen-Z? Nah, bagi kamu yang merasa lahir antara tahun 1997-2012, maka kamu merupakan salah satu dari Gen-Z. Mereka ini generasi yang lahir bersamaan dengan meningkatnya teknologi digital dan internet.

Biasanya mereka juga mendapat julukan "digital native" atau "penduduk asli digital", yang mana mereka tumbuh dan besar di era d mana konten streaming bisa diakses kapan saja dan di mana saja.

Seiring berjalannya waktu, para generasi muda ini merupakan salah satu generasi yang mendominasi bursa kerja. Bahkan, dalam berbagai gelaran Indonesia Career Expo, Gen-Z salah satu yang paling banyak mencari pekerjaan. 

Namun, seperti dilansir dari laman CNBC Indonesia, sebuah laporan terbaru dari Intelligent (Platform konsultasi Pendidikan dan Karier), mengungkap data mengenai pekerja Gen-Z. Sekitar enam dari sepuluh perusahaan yang disurvei melaporkan telah memecat lulusan universitas yang baru mereka rekrut tahun ini.

Terdapat sejumlah alasan penyelesaian keputusan ini diambil, antara lain kurang motivasi dari karyawan, kurang profesionalisme serta keterampilan dalam berkomunikasi yang buruk.

Berikut ini beberapa alasan mengapa perusahaan memecat karyawan Gen-Z :

  • Kurangnya motivasi atau inisiatif (50 persen)
  • Kurangnya profesionalisme (46 persen)
  • Buruknya keterampilan dalam berorganisasi (42 persen)
  • Keterampilan komunikasi yang buruk (39 persen)
  • Kesulitan menerima feedback (38 persen)
  • Kurangnya pengalaman kerja yang relevan (38 persen)
  • Kurangnya keterampilan dalam pemecahan suatu masalah (34 persen)
  • Keterampilan teknis yang tidak memadai (31 persen)
  • Ketidakcocokan budaya (31 persen)
  • Kesulitan bekerja dalam tim (30 persen)

"Banyak lulusan perguruan tinggi baru-baru ini kesulitan memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya, karena hal itu bisa sangat berbeda dari apa yang biasa mereka alami selama proses belajar. Mereka sering kali tidak siap menghadapi lingkungan yang kurang terstruktur, dinamika budaya tempat kerja dan ekspektasi pekerjaan yang mandiri," ujar Kepala Penasihat Pendidikan dan Pengembangan Karier Intelligent, Huy Nguyen, seperti dilansir dari laman Euronews.

Survei pun dilakukan terhadap manajer perekrutan dan mereka melaporkan bahwa beberapa karyawan dari Gen-Z dinilai tidak mampu untuk mengelola beban kerja, sering terlambat hingga berbicara yang tidak pantas.

Selain Intelligent, survei pun dilakukan terhadap ResumeTemplates, yang mengungkap sekitar 70 persen Gen-Z mengaku meminta bantuan orang tua mereka dalam proses pencarian pekerjaan.

Sementara itu, sebanyak 25 persen mengungkapkan bahwa mereka juga membawa orang tua mereka untuk menghadiri wawancara. Selain itu, yang lainnya meminta orang tua mereka untuk mengirimkan lamaran kerja dan menulis resume untuk mereka.

Trik Mendapatkan Pekerjaan Bagi Lulusan Baru

Kamu perlu memperhatikan hal-hal penting lainnya, seperti sikap positif dan inisiatif tinggi agar peluang diterima bekerja semakin besar. Kriteria tersebut dianggap menjadi prioritas bagi banyak perusahaan dalam merekrut karyawan baru.

Masih banyak perusahaan yang benar-benar merekrut karyawan baru berdasarkan kriteria tersebut, bukan melalui orang dalam. Tentu saja, manajemen perusahaan memiliki pertimbangan matang dalam hal ini. 

Berikut adalah beberapa kriteria yang sering dibutuhkan oleh para pemberi kerja dari fresh graduate : 

1. Memiliki inisiatif tinggi 

2. Memiliki sikap positif

3. Etos kerja yang tinggi

4. Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru 

5. Terbuka terhadap masukan

6. Tepat waktu dan bisa diandalkan

7. Keterampilan teknis yang solid

8. Keterampilan interpersonal yang baik

9. Memiliki pengalaman magang (nilai tambah)

10. Pengalaman kerja

11. Media sosial yang sesuai dengan pekerjaan

12. Hindari terlibat terlalu banyak dengan dunia politik 

Konklusi 

IMHO (In My Humble Opinion), sebenarnya alasan perusahaan memecat karyawan yang dianggap kurang produktif seperti di atas, bisa menimpa siapa saja. Bukan hanya dari kalangan Gen-Z saja, tetapi dari generasi sebelumnya (baca : generasi Z atau Y) pun bisa terjadi.

Perusahaan pastinya menginginkan agar karyawan baru tersebut benar-benar mampu bekerja sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya, maka dari itu perusahaan merekrut calon karyawan yang dianggap kredibel dan memenuhi syarat mereka.

Namun bisa saja banyak dari karyawan tersebut adalah lulusan baru dari kalangan Gen-Z yang mungkin saja masih membutuhkan pengalaman lebih di dalam dunia kerja. 

Atau bisa saja mereka terlalu berekspektasi dengan apa yang mereka harapkan ketika mereka bekerja di suatu perusahaan, sementara di satu sisi mereka dianggap belum memberikan kontribusi yang maksimal terhadap perusahaan.

Semoga bermanfaat!

Share This Article :
836955841360431299