LWN7LGF8LWJcNaBdMWNcNqp4x7ogxTcoAnUawZ==
MASIGNCLEANLITE103

Mengenal Fenomena 'Shut Up Ring ', Ketika Pria Menikah Atas Desakan Wanita

Pengertian Shut Up Ring

Dalam dunia asmara, selalu saja memunculkan istilah-istilah yang unik. Salah satunya adalah 'shut up ring' yang sempat ramai diperbincangkan dan menyita perhatian publik. Mungkin sebagian dari kamu juga ada yang belum mengerti dengan istilah tersebut bukan?

Shut up ring menjadi istilah baru dalam dunia asmara yang menggambarkan bahwa lamaran yang terjadi sebagai cara untuk meredam keluhan atau desakan dari pasangan. 

Pada kenyataannya bisa saja seorang pria melamar pasangannya bukan karena dia benar-benar ingin berkomitmen dalam suatu hubungan, tetapi lebih disebabkan faktor lainnya, misalnya saja atas desakan atau tekanan dari pasangan wanitanya.

Seorang influencer bernama Monica Millington sempat mempopulerkan istilah ini yang dibagikannya melalui TikTok. Ia membagikan pengalaman pribadinya tentang bagaimana lamaran dan pernikahan tidak bisa memperbaiki masalah mendasar dalam hubungan yang mereka jalani.

Monica menjelaskan jika istilah ini didapatkan dari para terapis yang berbagi konten di media sosial.

Setelah Menikah, Masalah yang Sama Tetap Ada!

Menurut Monica, lamaran yang terjadi lantaran bukan berdasarkan komitmen yang tulus, melainkan sebagai upaya untuk membungkam berbagai pertanyaan dan tekanan terkait kejelasan masa depan hubungan yang dijalani.

Monica Curhat Soal Shut Up Ring

Dalam video TikTok yang dibagikan tersebut, setidaknya telah ditonton lebih dari 3,8 juta kali. Monica mengungkapkan jika ia merasa hubungannya akan membaik setelah ia dan pasangannya bertunangan. Namun, setelah menjalani pernikahan, ia menyadari bahwa permasalahan tersebut masih ada.

"Begitu kebahagiaan pernikahan selesai, saya sadar bahwa cincin, lamaran hingga pesta pernikahan, semua itu tidak bisa mengubah apa pun. Kami masih memiliki masalah yang sama seperti sebelumnya," ujar Monica.

Sayangnya, Monica harus bercerai setelah menikah selama kurun waktu dua setengah tahun. Meski begitu, ia mengakui bahwa ia mulai merasa tidak puas hanya beberapa minggu setelah pernikahannya. Ia juga mengungkapkan bahwa suaminya seolah memberikan cincin sebagai cara untuk menghindari berbagai pertanyaan terkait hubungan mereka.

"Rasanya seperti dia hanya menenangkan saya agar saya berhenti untuk bertanya dan mendorong hubungan ini," ungkap Monica, seperti dilansir dari People.

Dalam hal ini, Monica rupanya mengabaikan tanda-tanda 'red flag ' yang jelas dalam hubungan mereka. Monica terus mendesak agar hubungan ini terus berlanjut, karena hubungan tersebut harus memiliki tujuan akhir yang jelas, yaitu jenjang pernikahan.

Lewat pengalamannya, Monica memberikan pandangan realistis mengenai kesalahan dalam menjalani cinta dan kehidupan. Ia pun mengakui bahwa para saat menikah dengan mantan suaminya, ia masih cukup muda dan minim pengalaman.

"Saya seharusnya tidak terlalu memaksakan sesuatu yang tidak saya butuhkan atau tidak tepat bagi saya. Saya juga seharusnya berpikir bahwa satu-satunya tujuan akhir pacaran adalah menikah dengan orang ini," kata Monica sekaligus mengingatkan kepada para wanita di luar sana.

Konklusi

Jadi, bisa disimpulkan bahwa shut up ring atau 'cincin diam' merupakan sebuah tindakan lamaran untuk membungkam berbagai pertanyaan, desakan atau paksaan dari pasangan agar lanjut ke jenjang pernikahan.

Ini seperti dipaksakan dong ya. Padahal seharusnya masih banyak yang harus dipersiapkan lagi sebelum lanjut ke pernikahan, yakni komitmen kuat kedua pasangan. Jadi, jangan terlalu terburu-buru dalam mengambil suatu keputusan, agar tidak menyesal di kemudian hari.

Semoga bermanfaat 

Share This Article :

Click here for comments 8 Comments:

  1. Pria akhirnya melamar karena desakan si wanita memang ini banyak terjadi dan disebabnya banyak faktor juga. Salah satunya, karena wanita perlu kepastian. Jadi kalau sudah ada ikatan, maka wanita pun tenang.
    Jadi bagus, saat pria menjalin hubungan, memang tujuannya bukan hanya sekadar pacaran, tapi mencari istri pendamping hidup. Jadi saat wanita sudah menyinggung ke arah hubungan serius, si pria sudah siap.

    BalasHapus
  2. Kalo gitu emang kudu cari pria yg green flag ya. Jangan terlalu bucin dan dapatkan shut up ring tapi mengabaikan sisi red flagnya akhirnya semua berakhir dengan berantakan.

    BalasHapus
  3. Baru tahu ada istilah ini, walaupun udah sering (dan udah lama) tahu banyak pernikahan yang dilakukan karena terpaksa. Bukan karena keburu hamil, tapi karena lingkungan yang julid dan resek.

    BalasHapus
  4. Menikah dengan dasar paksaan akan berakhir tidak baik ya, karena seseorang yang merasa dipaksa tidak nyaman menjalaninya dan justru berbalik menyalahkan. Hmm padahal pernikahan yang berhasil jika keduanya sama-sama memperjuangkannya

    BalasHapus
  5. Karena keseringan bertanya, kapan dinikahi, kapan dilamar, ternyata dampaknya buruk ya. Dan yang terpikirkan oleh saya, gak di sini dan gak di sana perkara hubungan yang gak jelas atau adanya pertanyaan "kapan" berarti memang ada di mana-mana

    BalasHapus
  6. wah gitu yaa, makanya yaa ortu dari cewe kebanyakan ngga mau kalo jarak antara lamaran dan akad tuh jauuh hehehe takutnya ya begini, cuma shut up ring aja gitu

    BalasHapus
  7. Fenomena seperti shut up ring ini aku pikir hanya karena cowonya masih ragu bahwa "Benarkah dia jodohku?" - jadi, yang cewe cenderung memberikan pertanyaan dan sekaligus dorongan untuk pernikahan. Tapi ternyata sangkaan itu salah dan hanya karena sebuah perbuatan menghindari.

    Kok kayanya gak tanggungjawab sekali yaa..?!
    ((jadi KZL sendiri))

    BalasHapus
  8. Bener banget, ini menjadi sebuah keputusan yang dipaksakan. Wajar kalau kemudian di tengah jalan hubungan mereka menjadi tidak baik sehingga ujung-ujungnya berpisah.

    BalasHapus
836955841360431299