Kehadiran teknologi di era digital saat ini telah menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan kita, salah satunya termasuk sektor farmasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan cukup signifikan dalam hal cara pelayanan kesehatan, farmasi hingga tata kelolanya.
Era digital merupakan sebuah era atau zaman yang di dalamnya telah memasuki kondisi perkembangan yang begitu maju, sehingga hampir sebagian besar aktivitas manusia tidak luput dari keterlibatan teknologi digital.
Perkembangan era digital juga semakin lama semakin berjalan begitu cepatnya, sehingga kita pun tidak bisa menghentikannya, karena kita sebagai manusia yang pada akhirnya menuntut dan meminta berbagai macam hal secara lebih efisien dan praktis.
Tentunya, kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi tersebut agar tidak ketinggalan dan mampu memanfaatkan terknologi tersebut dengan baik. Kemajuan era digital yang sangat cepat ini juga memberikan berbagai macam dampak terhadap kehidupan manusia, termasuk dunia farmasi.
Farmasi sendiri diambil dari kata "pharmacy" (bahasa Inggris), yang merupakan serapan dari kata "pharmacon", yang berarti obat. Farmasi merupakan kombinasi antara dua bidang ilmu kesehatan serta ilmu kimia yang memiliki tanggung jawab untuk memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat di masyarakat.
Ruang lingkup farmasi sangat berkaitan erat dengan produksi, pengembangan, formulasi, pengujian dan pengelolaan obat-obatan, sehingga masyarakat akan lebih aman dalam mengonsumsi obat-obatan tersebut, karena telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Nah, sebelum mengenal apa saja peran PAFI di era digitalisasi saat ini, mari kita cari tahu terlebih dulu apa pengertian PAFI. Berikut ulasan lengkapnya ya !
Mengenal Apa Itu PAFI
PAFI atau Persatuan Ahli Farmasi Indonesia merupakan sebuah organisasi tempat berkumpulnya para tenaga ahli farmasi profesi Asisten Apoteker (AA) seluruh Indonesia yang saat ini disebut Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK). PAFI berdiri tidak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, yakni tepatnya 6 bulan pada tanggal 13 Februari 1946 di Hotel Merdeka, Yogyakarta.
Dari hasil pertemuan tersebut, diangkatlah Bapak Zainal Abidin sebagai ketua PAFI periode awal pendirian PAFI. Hingga akhirnya setiap tanggal 13 Februari dikenal sebagai hari jadi Persatuan Ahli Farmasi Indonesia. Organisasi ini juga menjadi organisasi asosiasi farmasi tertua yang ada di Indonesia.
Adapun tujuan berdirinya PAFI adalah untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama. Berikut ini adalah beberapa tujuan organisasi PAFI yang perlu kamu ketahui :
- Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
- Mewujudkan derajat kesehatan yang optimal serta berkualitas bagi masyarakat Indonesia
- Mengembangkan dan meningkatkan pembangunan farmasi Indonesia
- Meningkatkan kesejahteraan antara sesama anggota
PAFI mengemban dan menjalankan misi yang sangat mulia, yaitu turut bersama memerangi obat ilegal yang beredar di masyarakat, mencegah terjadinya penyalahgunaan obat dan pengawasan obat yang salah, dengan cara menggalang kerja sama, koordinasi dan kooperasi bersama Organisasi Profesi Kesehatan yang lainnya.
PAFI sebagai organisasi profesi yang menaungi tenaga teknis kefarmasian juga memiliki peran yang cukup strategis untuk mengawal dan memanfaatkan era digitalisasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan farmasi di Indonesia.
Peran PAFI dalam Era Digitalisasi
Digitalisasi tidak hanya berdampak pada cara kerja industri farmasi, tetapi juga membuka peluang baru untuk meningkatkan efisiensi, akurasi dan aksesibilitas layanan kesehatan di masyarakat. Misalnya saja manajemen informasi kesehatan, otomatisasi proses di apotek, hingga penggunaan aplikasi mobile untuk konsultasi dan penebusan resep. Inovasi ini memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi, akurasi dan aksesibilitas layanan farmasi bagi masyarakat.
Berikut adalah peran PAFI dalam era digitalisasi :
1. Meningkatkan kompetensi tenaga teknis kefarmasian
Peran PAFI yang pertama adalah membantu meningkatkan kompetensi tenaga teknis kefarmasian melalui pendidikan dan pelatihan. PAFI menyelenggarakan berbagai program pelatihan yang fokus pada pemahaman dan penggunaan teknologi digital dalam praktis farmasi.
Sebagai contoh, pelatihan mengenai sistem informasi manajemen apotek, penggunaan software untuk manajemen stock obat serta aplikasi mobile untuk pelayanan farmasi.
2. Standardisasi dan regulasi
Peran selanjutnya adalah membantu mengembangkan dan mengimplementasikan standar serta regulasi yang relevan dengan digitalisasi farmasi. Standardisasi ini termasuk prosedur operasional baku (SOP) untuk penggunaan teknologi di apotek, protokol keamanan data pasien dan aturan terkait konsultasi farmasi online.
Dengan standardisasi yang jelas ini, maka kualitas dan keamanan layanan farmasi digital bisa terjaga dengan baik.
3. Fasilitasi inovasi dan kolaborasi
PAFI juga berperan penting sebagai fasilitator untuk membantu mendorong inovasi dan kolaborasi antara tenaga teknis kefarmasian, apoteker, pengembangan teknologi dan institusi pemerintahan. Melalui berbagai forum diskusi, seminar dan konferensi, PAFI bisa menjembatani berbagai pemangku kepentingan untuk sharing informasi penting seputar farmasi.
4. Advokasi dan kebijakan publik
Untuk mewujudkan transformasi digital, PAFI Pusat juga berperan aktif dalam advokasi dan penyusunan kebijakan publik. Organisasi PAFI bisa memberikan masukan kepada pemerintah mengenai kebutuhan regulasi yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Konklusi
Melalui perpanjangan tangan dari PAFI Pusat, pafitanjungjabungbarat juga turut memiliki andil yang cukup signifikan untuk membantu mewujudkan peran farmasi di era digitalisasi. Semoga dengan keberadaan cabang PAFI Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, bisa membantu memudahkan masyarakat untuk memperoleh informasi kesehatan yang lebih lengkap.
Semoga bermanfaat.