Dua hari sebelum artikel ini publish, saya berkesempatan untuk mengikuti talk show yang sangat menarik. Sebagai blogger, tentu saja saya membutuhkan banyak referensi untuk menulis artikel. Referensi bisa didapatkan dari banyak platform, salah satunya dengan mengikuti talk show melalui YouTube. Jadi, ketika kamu berselancar di YouTube, tidak ada salahnya untuk mengikuti talk show yang sesuai dengan passion kamu loh!
Siapa tau saja setelah rajin ikutan talk show atau semisal webinar, kamu akan mendapatkan inspirasi baru serta menambah pengetahuan yang bermanfaat bagi kamu. Hal ini tentu saja sangat baik untuk membantu meningkatkan wawasan kamu bukan?
Melalui artikel ini, saya ingin sharing seputar talk show yang saya ikuti. Kira-kira apa saja nih materi yang disampaikan? Bagi kamu yang penasaran, yuk baca terus artikelnya hingga selesai ya guys! Boleh banget sediakan secangkir kopi hangat dan camilan untuk menemani aktivitasmu.
Webinar Edukasi Soal Kusta dan Penyandang Disabilitas Akibat Kusta Bersama KBR dan NLR Indonesia
KBR dan NLR Indonesia merupakan salah dua lembaga independen yang paling vokal menyuarakan isu seputar kusta dan penyandang disabilitas akibat kusta yang ada di Indonesia. KBR atau Kantor Berita Radio adalah penyedia konten berita berbasis jurnalisme independen yang telah berdiri sejak 1999. Kamu bisa menyimak berita-berita KBR secara lengkap melalui website KBR.id dan media sosial di Facebook dan Twitter.
Sementara NLR Indonesia adalah sebuah organisasi non-pemerintahan (LSM) yang membantu mendorong pemberantasan kusta dan inklusi bagi orang dengan disabilitas termasuk akibat kusta. Sejak tahun 1975, program kerja NLR Indonesia telah dirintis oleh NLR Belanda dan juga Pemerintah Indonesia.
Namun sejak tahun 2018, NLR bertransformasi menjadi entitas nasional, yaitu NLR Indonesia yang bertujuan untuk membuat kerja-kerja organisasi menjadi lebih efektif dan efisien menuju Indonesia bebas dari kusta.
Nah, pada kesempatan kemarin, saya mengikuti talk show dengan tema yang sangat menarik, yaitu "Peran Media Dalam Menyuarakan Isu Kusta". Narasumber kali ini datang dari seorang redaktur Solidernews.com, yaitu Ajiwan Arief Hendradi, S. S. atau biasa disapa Mas Aji dan host masih dipandu oleh Rizal Wijaya.
Talk show diselenggarakan melalui kanal YouTube Berita KBR dan NLR Indonesia. Kalau kamu penasaran banget dengan info dan fakta seputar kusta ataupun isu lainnya, bisa banget deh ikutin channel YouTube mereka ya!
Saya bersama puluhan peserta lainnya sangat antusias mengikuti jalannya talk show hingga selesai. Meski hanya berdurasi 60 menit saja, tetapi tema yang diangkat sangat berbobot dan bermanfaat, karena menyinggung soal keberadaan media sosial yang turut membantu penyebaran edukasi soal kusta dan penyandang disabilitas akibat kusta.
Mengenal Apa Itu Kusta. Apakah Kusta Bisa Disembuhkan?
Seperti dilansir dari laman siloamhospitals.com, kusta adalah masalah kulit yang bisa menyerang jaringan kulit, saraf tepi hingga saluran pernapasan. Kusta disebabkan oleh infeksi bakteri, yaitu Mycobacterium Leprae. Sehingga banyak yang bilang kusta itu lepra.
Gangguan pada kulit akibat bakteri kronis seringkali ditandai dengan mati rasa pada tungkai dan kaki, lalu timbul lesi pada kulit. Di Indonesia, kusta menjadi penyakit yang biasa ditemui. Berdasarkan data terakhir dari WHO pada tahun 2020, jumlah kasus kusta di Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia, yaitu sebanyak 8 persen.
Bakteri ini membutuhkan waktu yang lama untuk bisa berkembang biak dalam tubuh pengidapnya. Kusta juga membutuhkan kontak dalam jangka waktu yang cukup lama untuk bisa menularkan infeksi. Kamu tidak perlu khawatir, karena kusta tidak mudah menular hanya dengan bersalaman atau duduk bersama.
Pengobatan pada kusta menggunakan obat antibiotik yang dikonsumsi selama 1 - 2 tahun. Adapun durasi, jenis dan dosisnya sendiri tergantung dari jenis kusta yang diderita. Jenis pengobatan yang umum diterapkan di Indonesia menggunakan metoda Multidrug Therapy (MDT), yaitu prosedur pengobatan yang mengkombinasikan dua antibiotik atau lebih.
Jadi, kusta bisa sembuh total, asalkan penderita kusta rutin mengonsumsi obat yang telah diberikan oleh dokter. Konsumsi obat antibiotik hingga selesai tanpa jeda atau tanpa berhenti. Membiasakan hidup sehat dan mengonsumsi makanan bergizi.
Memperihatinkan! Jumlah Kasus Kusta di Indonesia Masih Stagnan
Sebuah fakta menyebutkan bahwa selama 10 tahun terakhir, jumlah kasus kusta baru, masih stagnan di angka 16 ribu hingga 18 ribu kasus. Hal ini membuat Indonesia menjadi negara ketiga dengan jumlah kasus kusta tertinggi di dunia. Bahkan angka penyandang disabilitas akibat kusta juga terbilang masih tinggi, yakni di angka 6,6 per satu juta penduduk pada tahun 2017.
Pemerintah sendiri memiliki target untuk mengurangi angka penderita kusta menjadi 1 per satu juta penduduk. Namun sayangnya langkah ini dianggap terlambat dalam hal penemuan sekaligus penanganan kasus kusta yang ada.
Fakta lainnya di lapangan menunjukkan pasien kusta dan penyandang disabilitas akibat kusta di Indonesia seringkali merasa kesulitan mendapatkan layanan kesehatan yang memadai dan juga informasi yang akurat mengenai perawatan kusta itu sendiri. Hal ini tentu saja meningkatkan risiko penularan kusta dan jumlah kasus kusta baru.
Untuk menanggulangi hal ini, diperlukan penyebaran informasi yang benar dan komprehensif mengenai kusta melalui berbagai cara, salah satunya melalui media, termasuk media sosial, media online, dan tentunya media elektronik. Selain itu juga, penyebaran hoax, mitos maupun stigma negatif seputar kusta masih tinggi. Maka dari itu, media, pers, mahasiswa hingga jurnalis warga memiliki peranan yang penting untuk mengatasi masalah ini.
Seberapa Penting Peran Media dalam Menyuarakan Isu Kusta dan Disabilitas di Indonesia?
Mas Aji sebagai bagian dari redaktur solidernews.com, menyebutkan bahwasanya media saat ini memiliki peranan yang sangat efektif untuk menyuarakan isu seputar kusta dan disabilitas di Indonesia. Apalagi peranan media bisa sebagai corong untuk sosialisasi terkait isu kusta. Bisa saja berkat informasi yang disampaikan media, masyarakat di pelosok jadi lebih mengerti soal kusta, sehingga menjadi lebih aware dan paham apa yang harus dilakukan ketika ada masyarakat yang terkena kusta.
Dari informasi yang disajikan melalui media, diharapkan masyarakat di seluruh Indonesia bisa memahami dengan jelas apa itu kusta, sehingga tidak ada lagi yang namanya stigma negatif seputar kusta. Tidak ada lagi yang namanya tindakan mengucilkan penderita kusta dan penyandang disabilitas.
Jadi, keberadaan media ini sangat penting dan memiliki peranan yang sangat besar terhadap penyebaran informasi kepada masyarakat luas.
Berkontribusi Menyuarakan Isu Seputar Kusta dan Disabilitas Bersama Solidernews.com
Saat ini masih jarang media yang concern mengangkat isu soal kusta maupun disabilitas. Sadar akan hal itu, sejumlah aktivis difabel yang tergabung di lembaga Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia membentuk media alternatif, media komunitas yang bisa mewadahi aspirasi, potensi dan mensosialisasikan isu difabel kepada masyarakat luas.
Memasuki tahun 2000, SIGAB Indonesia berinisiatif mendirikan media solider dalam bentuk cetak. Lalu pada tahun 2012, Solider memutuskan untuk membuat media online lewat portal berita. Hingga kini, solidernews.com selalu berupaya untuk menjadi media yang konsisten menyuarakan isu difabel.
"Solidernew.com merupakan salah satu media alternatif yang berfokus menyuarakan isu advokasi disabilitas di seluruh Indonesia. Kami berada di bawah naungan lembaga SIGAB yang berkantor di Yogyakarta. Namun, kami bekerja di lingkup nasional. Jadi, kami memberitakan, menyuarakan dan menginformasikan isu advokasi disabilitas atau difabel dari seluruh Indonesia".
Lebih lanjut, Mas Aji mengutarakan harapan ke depannya nanti agar isu seputar disabilitas ini bisa semakin mudah dijangkau serta diketahui secara lebih luas oleh masyarakat di Indonesia. Goals yang ingin dicapai adalah tidak ada lagi penyandang disabilitas yang terpinggirkan, terdiskriminasi dan tidak lagi terstigmasisasi.
Oh iya saya punya kabar baik nih bagi kamu yang hobi menulis. Kabarnya, Solidernews menerima dan memuat naskah seputar isu difabel di Indonesia. Ada beberapa rubrik yang bisa kamu pilih, mulai dari rubrik difabelitik, figure dan artikel.
"Solidernews.com adalah media partisipatif. Jadi, setiap orang atau individu yang punya ketertarikan (awareness) terhadap isu disabilitas dan juga kusta bisa berkontribusi. Kami sebenarnya sangat terbuka untuk bagi OYPMK (Orang Yang Pernah Menderita Kusta) berkontribusi dan menulis di Solidernews.com. Saat ini kami sedang ada program magang bagi OYPMK untuk kami latih dan bisa berkontribusi di Solidernews.com".
Konklusi
Media online menjadi sarana penyampaian informasi yang paling efektif dan efisien di era digital seperti sekarang ini. Hampir setiap orang menggunakan ponsel dan telah terhubung dengan internet, sehingga menjadi momentum yang tepat untuk menebarkan kebaikan melalui media dan internet.
Yuk, berkontribusi dengan menjadi bagian dari Solidernews.com dalam penyebaran informasi yang valid mengenai isu kusta dan disabilitas. Apalagi isu ini masih belum mendapatkan ruang di dalam proses sirkulasi informasi. Nah, ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi kamu yang juga sama-sama ingin menebarkan kebaikan lewat media online.
Dengan demikian, kamu telah berkontribusi terhadap kehidupan yang lebih baik lagi di masa depan bagi penderita kusta dan disabilitas hingga OYPMK.
Semoga bermanfaat.
Waduuh masih banyak juga ternyata hitungan penderitanya di negara kita ya mas 😔. Dulu aku taunya kusta ini penyakit kutukan. Itu yg dibilang Orang2 tua zaman dulu. Jadi wajar banyak yg takut deketan Ama penderita kusta.
BalasHapusTapi sekarang, setelah adanya internet, jadi paham memang ini penyakit Krn bakteri dan toh bisa sembuh
Kasian banget liat foto2 di atas anggota tubuh penderita jadi putus 😔. Itu Krn saking mati rasa, jadi lepas dari organ yaa?
Semoga dengan adanya komunitas seperti ini, bosa membantu menyebarkan informasi valid ttg kusta.
Masih banyak Mba, jadi memang kudu lebih intens menyuarakan isu kusta dan disabilitas di tengah masyarakat. Nah, makanya kita perlu menggunakan media sosial untuk sosialisasikan soal kusta ini. Manfaatkan internet untuk menebar kebaikan, ygy
Hapus